Editing adalah pekerjaan memotong-motong dan merangkai (menyambung) potongan-potongan gambar sehingga menjadi film berita yang utuh dan dapat dimengerti. Post production atau disebut juga bagian editing, merupakan bagian yang akan mensortir hasil-hasil shooting, baik drama maupun non-drama.
didalam dunia broadcasting terdapat tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing :
1. Editing offline
Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yatiu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam dimunculkan dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing offline. Sesudah editing kasar ini jadi, reporter membuat naskah yang dilengkapi dengan uraian narasi, timecode, dan bagaian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik.
2. Editing online
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing.
3. Mixing (pencampuran gambar dengan suara)
Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post-production sudah selesai.
Editing dalam dunia film
Kata editing dalam bahasa Indonesia adalah serapan dari Ingris. Editing berasal dari bahasa Latin editus yang artinya ‘menyajikan kembali’. Editing dalam bahasa Indonesia bersinonim dengan kata editing. Dalam bidang audio-visual, termasuk film, editing adalah usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Tentunya editing film ini dapat dilakukan jika bahan dasarnya berupa shot (stock shot) dan unsur pendukung seperti voice, sound effect, dan musik sudah mencukupi. Selain itu, dalam kegiatan editing seorang editor harus betul-betul mampu merekontruksi (menata ulang) potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera. Leo Nardi berpendapat editing film adalah merencanakan dan memilih serta menyusun kembali potongan gambar yang diambil oleh juru kamera untuk disiarkan kepada masyarakat. (Nardi, 1977: 47).
Pertunjukan film di bioskop ataupun televisi di rumah-rumah apabila belum melalui proses editing bisa dipastikan hasilnya tidak maksimal, penonton cenderung merasa bosan dan jenuh. Padahal, tayangan film ataupun video begitu ekonomis. Artinya, penayangannya sangat bergantung pada aspek waktu. Waktu begitu mahal dan menentukan dalam proses penayangan film. Jika sebuah tayangan berdurasi 60 menit, itu artinya selama waktu itu pencipta film harus menjamin tidak membuat penonton bosan apalagi meninggalkan bioskop, atau kalau di televisi memindahkan saluran. Begitu berartinya sebuah hasil editing sampai ada pengamat film yang menyatakan bahwa ruh tayangan film adalah proses editing.
Selain itu, J.M. Peters menyatakan bahwa yang dimaksud dengan editing film adalah mengkombinasikan atau memisah-misahkan rangkaian film sehingga tercapai sintesis atau analisis dari bahan yang diambil (Peters, 1980: 9). Di sini, Peters mengungkapkan, dengan editing, film sintesis atau sutradara televisi dapat menghidupkan cerita, menjernihkan suatu keterangan, menyatakan ide-ide atau menimbulkan rasa haru pada penonton. Nyata sekali Peters menekankan pada aspek ‘pemberian’ suasana dan nuansa sebuah film setelah melalui proses editing. Pada saat editing berlangsung, tentunya tugas editor tidak hanya menyambung-nyambung belaka. Karena selain unsur visualisasi, unsur pikturisasi (penceritaan lewat rangkaian gambar) juga penting. Unsur inilah yang membedakan kegiatan sambung menyambung dengan editing. Selain itu, keindahan sebuah film tidak melulu disampaikan lewat rangkaian gambar, tetapi juga tingkahan musik dan sound effect yang menjadikan sebuah film bernuansa. Di zaman film bisu, rangkaian gambar diupayakan semaksimal mungkin membangun cerita film, tetapi setelah era film bersuara, kolaborasi antara film dan musik begitu menyatu.
Sementara itu, D.W. Griffith berpendapat bahwa editing film merupakan suatu hal yang terpenting dalam film karena editing film itu merupakan suatu seni yang tinggi. Seni sendiri merupakan pondasi dari film. Menyunting film adalah menyusun gambar-gambar film untuk menimbulkan tekanan dramatik dari cerita film itu sendiri. Sutradara dan editor harus pandai dalam selection of shot, selection of action ( scene demi scene yang harus dirangkaikan) (Griffith, 1972: 20-25).
Dari penjelasan Griffith tersebut, terkandung pengertian bahwa di samping pentingnya penyusunan film, perlu adanya penyisipan-penyisipan potongan film untuk membuat film itu bercerita. Ini penting sekali diungkapkan dalam pembuatan film pada televisi karena televisi sangat singkat, tetapi bagaimana caranya supaya masyarakat tertarik untuk menyaksikan secara keseluruhan.
Adapun Pudovkin mengatakan perlu adanya constructive editing, yakni pelaksanaan editing film yang sudah dimulai dari penulisan dan membuat shot-shot sebagai materi editing film. Dalam hal editing ini, Pudovkin mempunyai sebuah prinsip, yaitu peristiwaperistiwa yang akan direkam dalam gambar tidak terlepas dari tiga faktor: watak manusia, ruang dan waktu. Di samping tidak terlepas dari ‘lirik editing’, yakni bagaimana caranya mengeksploitasi sesuatu yang tidak tampak seperti kegembiraan, kesenangan, kesedihan, dan lain-lain (Pudovkin, 1972: 26).
Namun pendapat dari kedua pakar film tersebut ditentang oleh Elsenstein, seorang arsitek yang lari ke dunia film. Dia mengecam Griffith dan Pudovkin dengan alas an keduanya hanya menyambung gambar dengan mengharapkan penonton ikut tertawa atau menangis. Menurut dia, dalam proses editing film harus dilakukan dengan cara menyambung dua buah shot atau adegan yang dapat menimbulkan pengertian baru melalui cara pemikiran dan selalu menimbulkan istilah pemikiran yang baru. Untuk itu, dia menghadapkan pada kiasan melalui lambang-lambang sehingga penonton turut berpikir secara intelektual terhadap adegan yang dilihatnya (1972: 33).
Terlepas dari beberapa pendapat tentang editing film tersebut, yang jelas proses editing memang menduduki posisi penting dalam menghasilkan karya film yang menarik dan tidak membosankan. Oleh karena itu, tugas seorang editor begitu berat dan mengandung resiko sebab bisa jadi stock shot yang sebetulnya sudah bagus malah tidak bisa ‘bercerita’ karena kegagalan sang editor.
Kenapa perlu tahu sejarah editing? Karena ada orang-orang yang ketika membuat film, mereka menggunakan konsep-konsep dalam pembabakan sejarah editing. Ada tiga periode atau tiga jaman dalam sejarah editing, yaitu realisme, classicisme, dan formalisme. Pada jaman realisme belum ada editing. Tokohnya ya itu tadi, Lumier. Antara jaman realisme dan classicisme sudah dimulai yang namanya cutting to continuity. Cut kalau di editing itu kan artinya menyambung atau memotong. Nah, kalau cutting to continuity itu maksudnya motong untuk nyambung cerita dan ada set yang berubah. Sudah mulai ada cerita yang mau dibangun. Tokoh yang menjadi pelopor cutting to continuity itu namanya Melias. Terus jaman classicisme. Nah di jaman ini editing yang dilakukan udah bener-bener editing. Di jaman ini yang ada gak cuma cutting to continuity, tapi juga udah mulai cutting to clarify, cutting to underline, cutting to connect, dan cutting to dramatize. Tokoh jaman ini adalah DW Griffith. Dia adalah Bapak Film. Dia udah mulai gunain cutting, close up, intinya udah mulai ada dramatisasi, misalnya kalau di panggung itu lagi adegannya cewek nangis, ya di-close up ke cewek itu. Sebenarnya sama antara Melias sama Griffith itu berangkatnya dari pentas panggung. Tapi kalau Melias, kameranya itu dibikin wide terus, jadi semua yang ada di pentas panggung itu kelihatan. Entah itu nangis, entah itu marah, tetep gitu aja kameranya. Tapi kalau Griffith dah mulai ada dramatisasi. Kalau lagi adegan sedih, dia close up cewek nangis. Jaman ini beda sama jaman cutting to continuity.
================================================================
ISTILAH EDITING
Pra Produksi :
pra produksi ata pre production adalah persiapan awal dari
sebuah produksi film
Produksi :
Suatu Bidang Kerjaan yang di buat atau dikerjakan.
Paska Produksi :
Persiapan pembuatan
Editing :
Proses penyambungan beberapa shot tunggal menjadi sebuah
cerita yang utuh. Editing adalah proses memilih,memotong,dan menyambung gambar dan suara. Editing berarti menyunting.
Editor :
Orang yang bertugas melakukan penyuntingan. Editor itu ibarat chef atau juru masak. Masakan akan lezat jika diolah dengan baik oleh chef. Pun editor,sebuah film akan enak ditonton ketika diedit dengan baik oleh editor.
Cut :1. Memotong,memotong gambar dan atau suara dalam proses editing.
2. Penyelarasan gambar yang baik dan benar, sesuai kaidah broadcast
Editing terbagi dua
a. Linier editing adalah
proses editing secara langsung dari kaset (pita) ke kaset (Pita) dengan menggunakan media VTR ke VTR (Video Tape Recorder). Jadi VTR yang satu untuk media playback (tempat kita memilah milah gambar) dan VTR yang satunya lagi untuk media perekam hasil gambar yang kita pilah pilah tadi
b. Non Linier Editing (NLE) adalah
proses editing yang menggunakan media digital seperti computer. Proses ini tidak langsung seperti Linier Editing, karena audio video yang ada di kaset pita harus di transfer dulu ke Hardisk computer (proses transfer ini biasa disebut Capture). Setelah tahap Capture baru kita bisa melakukan tahap proses editing.
Jadi Kelebihan dan kekurangan Linier Editing dan Non Linier Editing (NLE)
Kelebihan Linier Editing.
– Estimasi waktu lebih cepat karena tidak melalui tahap capture dan rendering.
Kekurangan Linier Editing
– Hanya Cut to Cut (potongan gambar ke gambar lainnya saja) tidak memliliki efek transisi atow efek lainnya…
Kelebihan Non Linier Editing (NLE)
– Bisa menggunakan efek video dan transisi, serta grading color…
Kekurangan Non Linier Editing (NLE)
– Proses Editing lebih lama dibanding Linier Editing karena melalui banyak tahapan…
Editing Linear
Non Linear Editing
Software terbaik untuk editing nonlinear
Software Video Editing untuk Pemula
- Microsoft Movie Maker : Ini adalah perangkat lunak editing gratis yang datang diinstal pada PC baru dengan system operasi Windows. Perangkat lunak Microsoft bukanlah salah satu software editing video terbaik untuk pemula, tetapi memungkinkan pengeditan dasar.
- Apple iMovie : Software ini bawaan Mac, dan menawarkan banyak pilihan untuk foto, video, audio editing, dll
- Adobe Premiere Elements : Ini adalah salah satu software editing video rumahan terbaik. Ia memiliki banyak alat yang memungkinkan Anda untuk melakukan editing video dan audio yang luar biasa.
- Jumpcut : Ini adalah sebuah aplikasi berbasis web dan sekarang telah menjadi bagian dari keluarga Yahoo. Software ini bekerja seperti perangkat lunak desktop yang normal saja, semua yang perlu Anda lakukan adalah meng-upload file video anda dan mengeditnya di perangkat lunak secara online.
- Wax : Wax memiliki kinerja yang baik dan memungkinkan video editing fleksibel. Ini dimulai sebagai proyek kuliah, dan telah berkembang. Hal ini memungkinkan video terbatas dan track audio dengan top down compositing. Ini adalah software dasar yang digunakan untuk mengedit video.
Software Video Editing untuk Profesional
- Adobe Premiere Pro/CS : Ini adalah perangkat lunak yang sangat baik yang memungkinkan Anda untuk melakukan semua editing video dan audio. Antarmuka mungkin tampak sedikit rumit bagi pemula, tetapi sekali Anda mendapatkannya, Anda dapat memanipulasi video dan audio dalam waktu singkat dan tanpa batas. Ia bekerja hampir dengan format apapun, dan karenanya adalah software editing yang sangat fleksibel untuk profesional.
- Pinnacle Studio Ultimate Version 12 : Software ini melakukan pekerjaan yang benar-benar bagus di video editing. Ini mendukung pengeditan HD, dan dengan pembakar disc Blu-Ray anda dapat menggunakan software ini untuk mengedit dan penulis film ke dalam format HD.
- Sony Vegas Pro : adalah salah satu paket terbaik yang memungkinkan profesional HD video editing, editing audio dan DVD authoring. Hal ini juga dilengkapi dengan disc Blu-Ray profesional authoring fitur dan Vegas Pro Workflow yang memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan kebutuhan penyuntingan mereka stasiun.
- Avid Liquid 7 : Ini memiliki SD kuat dan editor video yang memungkinkan Anda memasukkan pengolahan suara, DVD authoring dan efek real time. Toolset (perangkat) yang terintegrasi mencakup semua peralatan yang diperlukan untuk membuat produksi video kualitas tertinggi.
- Final Cut Pro 7 : Banyak film-film Hollywood telah diedit menggunakan software ini. Ini mendukung pengeditan non-linear dan non-destruktif dari berbagai format. Anda dapat dengan mudah dapat mencampur file video format dan resolusi yang berbeda tanpa harus menghabiskan waktu perekaman file ini. Software ini memiliki alat yang luas untuk koreksi warna dan penyaringan. Anda juga dapat pergi melalui top 10 foto terbaik editing software gratis, belajar tentang perangkat lunak editing terbaik untuk foto. sayangnya Final Cut tidak terdapat pada Sistem operasi Windows
- Corel Video Studio Pro / Ulead : Simple dan mudah di gunakan.
Gambar (shoot) demi gambar dirangkai menjadi satu scene. Scene diikuti oleh scene-scene selanjutnya menjadi satu kesatuan yang di sebut dengan sequence, sequence ke sequence berikutnya dan hasilnya adalah suatu rangkaian gambar yang kita sebut dengan Film.
Tujuan dasar proses editing adalah menyajikan suatu cerita dengan rangkaian yang jelas kepada penonton.
Editing adalah dasar dari seni sebuah film. Film dibangun dari potongan-potongan seluloid yang terpisah-pisah yang merupakan bahan ramuannya. Staff produksi yang mengerjakan editing atau penyuntingan gambar disebut editor. Seorang editor harus memahami ide dari keseluruhan cerita yang disajikan, sebelum dia melakukan proses editing
0 komentar:
Posting Komentar